GAZA (Arrahmah.id) - Lima warga sipil pengungsi, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan 'Israel' yang menargetkan sebuah sekolah yang dijadikan tempat perlindungan bagi pengungsi di kawasan al-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, pada Jumat (19/12/2025). Sekolah tersebut berada di dalam wilayah yellow line dan tidak berada di bawah kendali militer 'Israel'.
Serangan terjadi saat berlangsung acara pernikahan dua warga pengungsi. Perayaan yang semula penuh kegembiraan itu seketika berubah menjadi tragedi berdarah. Foto dan rekaman video menunjukkan tubuh para korban mengalami mutilasi parah akibat serangan brutal 'Israel'.
Militer 'Israel' menembaki sekolah tersebut dan menghalangi petugas medis untuk mencapai lokasi. Tim Pertahanan Sipil, setelah berkoordinasi dengan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), berhasil mengevakuasi lima korban tewas dan korban luka dari dalam sekolah. Para penyintas dilarikan ke rumah sakit yang masih beroperasi untuk mendapatkan perawatan.
Pertahanan Sipil mengecam keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan itu merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Mereka menyerukan kepada komunitas internasional dan badan-badan PBB untuk segera bertindak melindungi warga sipil serta menjamin keamanan tempat perlindungan dan tim kemanusiaan.
Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian agresi 'Israel' yang terus berlangsung di seluruh Jalur Gaza. Pada Kamis sebelumnya (18/12), pasukan 'Israel' menargetkan seorang perempuan yang tengah memeriksa rumahnya di wilayah timur Khan Younis. Empat pemuda yang berusaha menolongnya tewas, dan hingga kini jasad mereka masih tergeletak di jalanan.
Menurut sumber di rumah sakit Gaza, sejak gencatan senjata diberlakukan pada Oktober lalu, pelanggaran 'Israel' terhadap gencatan senjata era Trump telah menewaskan lebih dari 400 warga Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)
